Sidik jari seseorang adalah unik dan berbeda, oleh karena itu sidik jari sering digunakan dalam dunia kepolisian untuk mencari pelaku tindak kejahatan. Namun sekarang, sidik jari tak hanya berguna untuk dunia hukum namun analisa sidik jari berguna juga dalam menentukan bakat seseorang dan kecedrasan seseorang sehingga akan lebih mudah untuk seseorang mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Walaupun sudah banyak jasa dan lembaga pendidikan non formal di pasaran yang menawarkan tes sidik jari dan pembacaannya termasuk di Indonesia, namun penentuan bakat seseorang menggunakan tes sidik jari masih mengundang pro dan kontra.
Penggunaan sidik jari sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu saat masih jaman manusia primata. Di Amerika sendiri dikenal nama Dr. Harold Cummins seorang bapak analisa sidik jari dengan ilmu dermatoglifik (dermatoglyphic) yaitu ilmu untuk mempelajari pola sidik jari. Para ahli dermatoglifik dan neuro anatomi telah menemukan fakta pola sidik jari itu bersifat genetis dan telah terbentuk sejak berada dalam kandungan.
Pola sidik jari sangat unik dan tidak akan berubah. Pola sidik jari tangan kanan akan berbeda dengan tangan kiri. Pola sidik jari seseorang saat masih anak-anak akan tetap sama pada saat dia menjadi dewasa, yang berubah hanya ukurannya saja yang membesar sepanjang tidak terjadi luka yang merusak pola sidik jari.
Pola-pola atau guratan sidik jari memiliki arti tersendiri dan berhubungan dengan sistem hormon dan pertumbuhan otak. Untuk dapat mengartikan pola rumusan tsb tentunya Anda harus menguasai ilmu dermatoglifik tadi. Namun pada prinsipnya, hasil tes sidik jari tsb dapat menunjukkan potensi atau bakat seseorang, nah tugas kita adalah mendayagunakan potensi tsb sehingga diperoleh hasil sesuai harapan. Dengan mengetahui potensi atau bakat seseorang lebih dini maka biaya, tenaga dan usaha yang dikeluarkan untuk mencapai hasil tsb akan lebih sedikit dan waktu lebih cepat sehingga lebih efisien bila dibandingkan dengan seseorang yang tak mengetahui bakat atau potensinya.
Karena ingin anak-anaknya pintar dan ujung-ujungnya mendapat penghasilan yang besar, para orang tua seringkali memaksakan anak-anaknya untuk belajar sesuatu yang belum tentu menjadi kesukaan anaknya. Daripada menghabiskan energi untuk mengasah sesuatu yang bukan bakatnya maka akan lebih baik mengasah potensi yang telah dianugrahkan sang Maha Pencipta pada tiap orang karena kenyataannya walaupun seseorang telah memiliki bakat namun tidak dikembangkan atau tidak diasah atau karena tidak tahu akan bakatnya maka hasilnya akan sama saja, trial and error.
Pilihan tergantung Anda sekarang, bila Anda ingin menghemat waktu dan tertantang untuk mencoba yang baru, silahkan mencoba analisa sidik jari untuk menemukan bakat Anda atau anak Anda :-).
Referensi: edukasi.kompas.com, dermatoglyphics.org, stifincenter.com; photo credit: themarysue.com